Bogor – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan ambisi besar: mewujudkan kota bebas banjir pada tahun 2030. Target ini dicanangkan seiring dengan makin seringnya terjadi genangan di beberapa titik rawan, terutama saat intensitas hujan tinggi melanda Kota Hujan.
Wali Kota Bogor menjelaskan, langkah yang diambil meliputi normalisasi sungai, pelebaran drainase, pembangunan kolam retensi, hingga program penghijauan di wilayah hulu. Selain itu, Pemkot juga berkolaborasi dengan komunitas lingkungan untuk menekan sampah plastik yang kerap menyumbat aliran air.

“Bogor identik dengan hujan, tapi bukan berarti harus selalu banjir. Dengan perencanaan yang tepat dan partisipasi warga, target nol banjir di 2030 bukan hal mustahil,” ujar Wali Kota.
Sejumlah titik rawan seperti Jalan Soleh Iskandar, kawasan Tanah Sareal, hingga perbatasan Cilebut masuk dalam prioritas penanganan. Program ini juga akan diperkuat dengan penggunaan teknologi pemantau debit air secara real-time untuk mendeteksi potensi luapan sejak dini.
Meski ambisius, target ini mendapat respon beragam dari warga. Sebagian mendukung penuh, namun ada juga yang skeptis mengingat masalah banjir di Bogor sudah menahun. “Bagus kalau bisa, tapi jangan sekadar janji,” ucap Rudi, warga Tanah Sareal.
Ke depan, Pemkot Bogor akan memulai tahap awal dengan melakukan revitalisasi 10 titik drainase besar pada 2025. Jika berjalan sesuai rencana, diharapkan pada 2030, Bogor tak lagi dikenal sebagai kota rawan genangan, melainkan kota hujan yang tetap ramah dan aman bagi warganya.